Ajari
Aku Cinta, Karena Aku Laki-laki Biasa
17
November 2010
Suara takbir masih menggema dari corong-corong
masjid. Selapas ashar , Sesuai dengan rencana yang telah dijanjikan sebelumnya
antara aku dan Rony temanku. Bau semerbak menyeruak terbawa angin, bau sedap
daging terbakar. Idul Qurban banyak sekali orang yang menyatai daging. Sore ini
aku akan diperkenalkan dengan seorang akhwat, Rony sebagai mak comblang atau
perantara antara aku dengannya. Ada debar yang terus bergemuruh dalam hatiku,
saatnya akan tiba. Sesuatu yang akan kubangun atas nama cinta. Bukan sembarang
cinta yang selalu diumbar oleh banyak orang. Ta’aruf atau perkenalan ini adalah
jembatan penyebrangan untuk menyatukan dua hati bila kelak memang berjodoh.
Perkenalan yang menyatukan kesamaan visi dan misi tentang penyempurnaan separuh
agama. Aku ikhlas menjalani ini semua.
Perkenalan yang singkat. Memperkenalkan nama dan
latar belakang masing-masing. Rasanya peluh terus bercucuran mengingat baru
pertama kali ini aku mencoba untuk berpegangan dengan kesempurnaan yang akan
aku jalani. Dengan malu-malu dengan disaksikan perantara diantara kami
masing-masing, sesekali mataku bertemu pandang dengannya. Begitu teduh, begitu
sejuk, tetapi kami gegas menundukkan padangan kami masing-masing.
Aku tak pernah mengenal kata cinta, sehingga sulit
rasanya mengartikan getar yang tiba-tiba menjalari hatiku. Aku tak pernah tau
arti pandangan penuh cahaya yang menemani pandanganku tadi. Yang aku tau hari
ini aku mengenal seorang perempuan sederhana bernama Surya Hayani.
Angin lebaran haji sore itu menebarkan berbagai
aroma memikat. Corong-corong masjid masih terus mengumandangkan takbir, tahlil,
dan tahmid memuji keagungan serta kebesaran Illahi, suara indah itu makin indah
ketika menyelusup lembut ke dalam sanubari.
05
Juni 2011
“Seharusnya kamu sudah memikirkan rencana berumah
tangga, Nak”
“Kedua adik kamu sudah menikah bahkan masing-masing
sudah mempunyai anak, kamu kapan lagi. Secara usia kamu sudah cukup matang
untuk membina sebuah keluarga dan kamu juga sudah bekerja. Emak ingin kamu
cepat mencari calon pendamping”
Aku teringat semua pesan Emak kepadaku. Waktu itu
aku hanya menjawab enteng dengan mengatakan bahwa mungkin aku belum ada jodoh.
Sebenarnya malu juga sampai dengan umur kepala tiga, aku masih saja hidup
membujang. Merana bila mengingat pembicaraanku sama Emak tempo hari. Semua
mimpiku tentang menjalin hubungan serius tanpa harus melalui pacaran sepertinya
banyak sekali halangan, tetapi hal ini tidak terlalu menggangguku. Aku
mempunyai keyakinan bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatunya
berpasangan, siang malam, tangis bahagia, laki-laki perempuan, bukankah semua
itu berpasangan. Aku yakin jodohku sudah ditetapkan oleh-Nya, hanya menunggu
waktu dan pematangan sikap saja, pasti aku akan mendapatkan pasangan hidup.
Lama setelah ta’aruf yang kulakukan, tidak ada lagi
kontak langsung sering-sering. Aku disibukkan dengan segala tanggung jawabku
dalam pekerjaan. Bukannya aku bermaksud hendak melupakan hal itu, tetapi aku
hanya perlu memantapkan hatiku untuk memulai hal yang baru dalam hidupku.
Sesekali aku masih datang kerumah Surya Hayani dan sesekali juga aku membalas
pesan singkat yang datang kepadaku.
Pesan-pesan itu selalu membawa hatiku pergi hendak
berlari menyatukan diriku padanya. Ingin rasanya aku memasang kembali rusukku
yang hilang hingga sempurna susunannya. Aku seperti pungguk merindukan bulan.
Tanganku tak sampai memeluk gunung. Aih, aku bujang lapuk. Takut sekali aku
mendengar ucapan yang mungkin bisa saja melekat pada diriku. Hendak kemana aku
membawa sekeping hatiku ini. Hanya pada Allah aku terus mengadu dalam sujud
malamku yang panjang. Tak henti aku berdoa dan berikhtiar demi mencari cinta
yang hakiki, bukan hanya karena nafsu belaka. Tak lelah, meski terkadang ada
saja cobaan yang menggangguku.
Rasanya aku malu menjawab pertanyaan Rasulullah SAW
yang ini “Apa yang menghalangi seorang
mukmin untuk mempersunting istri?”
24
Oktober 2012
“Perkenalan kita telah berlangsung hampir dua tahun
sudah. Sungguh bila benar engkau jodohku, aku akan tetap menunggu meski
terkadang perih penantian ini”
Pesan singkat Ukhti Yani, begitu aku menyebutnya,
terasa menohok hatiku. Aku tahu mungkin dia menangis dalam penantian
panjangnya. Berdosa rasanya bila terus membiarkan hal ini terjadi. Aku tetap
meniatkan hatiku untuk menyempurnakan separuh agamaku. Aku ingin juga masuk
dalam barisan sebagai ummatnya Muhammad SAW. Aku tidak mau masuk kedalam
keadaan mati yang dalam kehinaan, Rasul bersabda “Orang meninggal diantara
kalian yang berada dalam kehinaan adalah membujang”.
Aku terus memikirkan pesan singkat itu, istikharahku
semakin aku tingkatkan. Aku tidak mau lagi main-main dengan perasaanku sendiri
juga perasaan perempuan yang telah diperkenalkan kepadaku. Karena jujur
sesungguhnya hatiku telah terpaut padanya, hanya saja aku belum mau mengambil
keputusan. Allah-lah sebagai penentu segala keputusan yang terjadi dalam
hidupku. Aku ikhlas dan bersabar menunggu ketentuan itu.
Allah
bila cintanya adalah penyejuk dan penuntutku untuk terus beribadah kepada-Mu
serta menjauhkanku dalam kemaksiatan, maka tuntunlah hatiku dan hatinya untuk
menuju keridhoan-Mu.
20
November 2012
“Kak, besok kita cari-cari barang untuk parcel ke
Ramayana saja ya, jangan siang-siang banget”
Ah lama penantian ini, akhirnya mimpi itu datang dan
jadi nyata “Iya”
Hujan menderas, kata orang bulan dipenghujung tahun
emang cocok untuk melangsungkan pernikahan. Biar banyak rejeki dan cepat
mendapatkan momongan. Aku hanya berserah diri pada yang Maha Kuasa tak terlalu
mendengarkan segala macam pendapat orang lain. Segala sesuatunya sudah mulai
kupersiapkan, fotocopy akta kelahiran, kartu keluarga, ktp dan pas foto.
Kini ku-menemukan belahan jiwaku. Jawaban dari sujud
panjangku. Iktiar ini berbuah manis. Desember seakan terus memanggil namaku
dengan lembut untuk segera mendekat. Desember ingin menjadi saksi bisu sebuah
upacara sakral yang menyatukan dua hati karena Allah. Hujan seakan menciptakan
harmoni yang indah. Rinduku melaku. Langkah-langkah ini kian pasti.
Kesempurnaan cinta ini tinggal menunggu hari. Benar kata orang menunggu adalah
hal yang paling membosankan. Aku ingin cepat meminang bidadariku. Setengah
cinta ini tak lagi sendiri, akan ada setengahnya lagi yang akan menyatu. Wajahku
merah stroberi.
Aku hanya tersenyum sabit ketika membaca pesan
singkat yang manis dari calon penghuni hatiku “Sudah gak sabar menyambut hari
bahagia bersamamu”
Selamat datang Desember
Selamat datang kebahagiaan
Barakallah
23
Desember 2013
Pagi cerah hari ini begitu berkesan dalam hidupku.
Sebentar lagi aku akan melepaskan masa lajangku. Sebentar lagi aku akan tahu
bagaimana keindahan cinta yang selalu diagungkan banyak orang. Sebentar lagi
aku adalah nakhoda mengarungi biduk rumah tangga. Sebentar lagi aku adalah
pemimpin buat keluarga kecilku. Yah, sebentar lagi semuanya akan berubah.
Segala persiapan untuk hari ini telah sempurna. Mahar
emas dan seperangkat alat sholat telah siap kuberikan. Parcel beraneka bentuk
miniatur mulai dari megahnya masjid emas, kelinci, kucing, sekumpulan imut
cumi-cumi, ular yang manja, dan juga bunga-bunga serta berbagai macam kue untuk
hantaran telah siap semua.
Masjid Baiturrohim jadi saksi, di masjid hijau
inilah aku mengikrarkan janji suci. Mistaqan-ghalizha, perjanjian yang sangat
berat, karena janji ini adalah disaksikan oleh Allah. Rumah tangga ini nantinya
harus dipertanggung jawabkan. Aku berdoa untuk terus dipermudahkan dalam segala
urusan kedepannya.
Getar bibir dan gemuruh hati ini ketika aku
mengucapkan ijab kabul. Segala kesaksian pengesahan ini adalah satu tangga
untuk aku dan istriku menuju keberkahan yang indah. Aku hanya ingin kelak cinta
ini hanya karena Allah semata.
“Barakallahulaka
wabaraka’alaika wajama’abainakumma fii khoir”
Ajari aku cinta, karena aku laki-laki biasa
Sedangkan engkau perempuan sempurna rusukku
Ajari aku cinta, maka jagalah hatiku
Juga hatimu hanya karena Allah semata
Bandar
Jaya, 22 April 2013
Happy Wedding Anniversary ke-8 semoga
pernikahannya selalu penuh berkah dari Allah hingga kakek nenek sampai ajal
menjemput dan dipertemukan kembali di surganya Allah serta semoga melahirkan
generasi qur’ani sebagai penegak kalimat tauhid di muka bumi. Amin.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Give Away Ajari Aku Cinta
Tulisan ini diikutsertakan dalam Give Away Ajari Aku Cinta
terima kasih doanya, aduuh, senangnya ya udah manten baru, apalagi entar lagi mau punya momongan.semoga menjadi keluarga sakinah ya
BalasHapusamin ya Allah. amin ya Rahman ya Rahim
Hapusyan nggak ngenalin istrinya ama bunda..apa lagi udah mau punya momongan...
BalasHapusiyah bunda, kangen. bunda kemana aja. ayah sehat kan dan smw sehat juga ya
Hapus