LANGIT BIRU YANG KURINDU, BBM RAMAH LINGKUNGAN YANG KUMAU
Beberapa waktu yang lalu jagat maya dihebohkan oleh postingan yang memperlihatkan birunya langit Kota Jakarta, Bahkan saking birunya penampakkan Gunung Gede Pangrango terlihat menjulang indah dari langit Kota Jakatrta.
Hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi yang berkembang semisal ada yang mengaitkan dengan suasana pandemi yang melanda Indonesia kurang lebih satu tahun lamanya dan ada juga yang menyatakan bahwa efek dari polusi udara yang berkurang.
Lantas pertanyaan selanjutnya adalah, bisakah Indonesia memliki udara yang bebas polusi dari berbagai aspek yang ada misal penggunaan BBM Ramah Lingkungan, mengedukasi agar masyarakat sadar akan bahaya pembakaran hutan, memahami bahwa menjaga lingkungan bersih adalah kewajiban tiap orang atau mengurangi dari bahaya efek rumah kaca.
Pada tanggal 03 Maret 2021 lalu, saya berkesempatan mengikuti webinar yang diadakan oleh KBR (@kbr.id) dan YLKI (@ylki_id) tentang Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna Mewujudkan Program Langit Biru. Ketika mendengar info ini saya langsung mengikuti webinar yang dengan pemateri Bpk Tulus Abadi dari YLKI, Bpk Faby Tumiwa dari Institute For Essential Service Reform (IESR), Mbak Banadhi Kurnia Dewi sebagai Puteri Pariwisata Indonesia 2017, Mbak Olga Widya, Bpk Dasrul Chaniago sebagai Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK dan Citra Dyah Prastuti dari Jurnalist dan narasumber keren lainnya.
Webinar dari @kbr.id dan @ylki_id
MENGENAL PROGRAM LANGIT BIRU
Ternyata program langit biru sudah dicanangkan sejak 25 tahun yang lalu oleh Kementiran Lingkungan Hidup melalui Permen LH No.15 Tahun 1996 dan Kemen LH No. 141/2003 yang mengatur emisi gas buang pada kendaraan bermotor (BBM Standar Euro 2).
Hal ini dikuatkan kembali oleh Kepmen KLHK No. 20/2017 yang mewajibkan kendaraan bermotor menggunakan BBM Standar Euro 4. Apabila hal ini dilakukan, pasti impian kita melihat langit biru pasti terwujud.
Pada Tahun 2015, Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan Paris Protocol On Climate Change di Perancis yang membahas tentang emisi gas karbon. Pada pertemuan tersebut Pemerintah Republik Indonesia menyanggupi meredukasi emisi gas karbon antara 29% – 40% pada tahun 2050.
Imbas pertemuan tersebut mengharuskan Pemerintah Republik Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan program langit biru serta meredukasi gas karbon sebagaimana janji presiden. Dalam hal ini baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah harus saling bekerjasama dalam membuat regulasi untuk melakukan dan mewujudkan untuk mendorong masyarakat menggunakan BBM Ramah Lingkungan yang berstandar euro 2.
PROGRAM LANGIT BIRU GAGAL?
Pertanyaan yang mungkin akan selalu muncul dalam benak kita adalah bisakah kita semua mendukung program pemerintah agar terwujudnya langit biru yang selalu kita rindukan. Hal ini butuh kerja ekstra dalam mewujudkan program ini.
Lantas apa sih yang harus kita lakukan dalam membantu mewujudkan program langit biru sehingga kita juga turut andil menyanggupi janji Presiden Joko Widodo dalam pertemuan Paris Protocol On Climate Change di Perancis. Hal yang perlu kita lakukan adalah sebagai berikut :
1. Gunakan BBM Standar Euro 2 yang ramah lingkungan
2. Kurangi Penggunaan Rumah Kaca
3. Jangan membakar sampah dan hutan
4. Jangan buang sampah sembarangan
5. Kurangi penggunaan bahan bakar fosil
6. Kurangi penggunaan bahan kimia
Lantas pertanyaa selanjutnya adalah program langit bisu ini bisa gagal? Jawaban singkatnya adala ya bisa gagal. Impian menikmati langit biru diberbagai kota yang ada di daerah seluruh Indonesia bisa banget gagal. Hal-hal yang menyebakkan gagalnya program langit biru di Indonesia menurut Bapak Tulis Abadi sebagai berikut :
1. Inkonsentensi pemerintah, tidak sinergis antar kementrian dan lembaga
2. Masih dominannya penggunaan energi fosil, khususnya BBM yang tidak ramah lingkungan
3. Kurangnya edukasi ke masyarakat terkait dampak penggunaan energi fosil yang memiliki dampak eksternal yang serius bagi lingkungan dan kesehatan
DAMPAK PROGRAM LANGIT BIRU BAGI PERKEMBANGAN PARIWISATA INDONESIA
Sektor Pariwisata merupakan salah satu penyumbang terbesar bagi pendapatan negara Indonesia, saat ini Indonesia menggenjot sumber devisa negara. Pesatnya pengembangan dan pembangunan di sektor pariwisata. Hal ini dapat kita lihat kencangnya program 10 destinasi pariwisata yang dikerucutkan menjadi 5 destinasi wisata.
Menurut Banadhi Kurnia Dewi sebagai Puteri Pariwisata Indonesia 2017 ada korelasi Program Langit Biru dengan sektor pariwisata yang ada di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program pariwisata Indonesia yaitu Sustanbe Tourism.
Pada tahun 2019 lalu, di acara Indonesia Sustainable Tourism Award Festival (ISTAfest), Arief Yahya yang kala itu sebagai Menteri Pariwisata Indonesia mengatakan bahwa pengembangan destinasi prioritas wajib menggunakan sustainable tourism development. Yang tentunya sejalan dengan aktivitas lingkungan. Lanjut beliau adalah sebelum membangun resort utamakan lingkungan dan masyarakat sekitar.
Pernyataan Arief yahya tersebut artinya secara tidak langsung mendukung program langit biru, sehingga sejalan dengan sustainble tourism yang kedepannya adalah ketika langit biru diseluruh tempat pariwisata yang ada di Indonesia pastinya wisatawan akan semakin tertarik dengan pariwisata yang ada di Indonesia. Apalagi Indonesia memiliki wisata alam yang banyak dan bagus untuk di nikmati oleh seluruh wisatawan dalam negeri maupun wisatawan luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar