Kamis, 17 Januari 2019

Wisata Sejarah : Situs Keramat Teluk Sebagai Tempat Permukiman Pasca Prasejarah

Situs Keramat Teluk


Hari ini aku berkesempatan untuk berkunjung ke salah satu situs yang ada di Kabupaten Lampung Utara, tepatnya di Desa Tanjung Iman, Kecamatan Blambangan Pagar bersama Kabid Kebudayaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Utara Ibu Dra. Nani Rahayu beserta beberap stafnya.

Selain dikenal akan keindahan wisata alamnya, ternyata Kabupaten Lampung Utara juga mempunyai potensi wisata sejarah yang belum sepenuhnya menjadi perhatian oleh Pemerintah Daerah Lampung Utara, Padahal tindakkan pelestarian seharusnya sudah dilakukan untuk mengumpulkan sejarah yang ada di Lampung Utara. Hal ini penting mengingat ternyata ada beberapa situs yang ada di Kabupaten Lampung Utara yang tersebar dibeberapa tempat serta saling terkait oleh kabupaten yang ada di Lampung terkait sejarah orang Lampung.

Situs Keramat Teluk berada di tepi Way Pengubuhan pada posisi 4*54'10,9" LS dan 104*59'35,5" BT. Sungai ini mengalir di sebelah barat dan selatan situs. Komplek situs dikelilingi benteng dan parit. Di bagian barat daya lahan situs terdapat makam kuno. Komplek makam dikelilingi pagar tembok. Di dalam komplek ini terdapat dua makam yaitu makam Tubagus Sayyidin Ahmad Mustofa dan istrinya Siti Badariah. Pada lahan di dalam maupun luar benteng parit banyak ditemukan sebaran artefak dan bongkahan batu andesitik. 

Hal yang ditemukan oleh tim arkeologi Bandung pada tahun 2008 mengatakan bahwa hal ini memperkuat di area situs Keramat Teluk menunjukkan adanya pemukiman. Sayangnya tempat yang menjadi situs ini tidak terawat.
Kondisi Makam Tubagus Sayyidin Ahmad Mustofa

Komplek makam penyebar agama islam dan istrinya terlihat tidak terurus, hal ini bisa dilihat atap yang sudah hancur sebagiannya dan dindingnya sudah berlumut. Meski komplek makam bersih karena ada juru kunci yaitu Bpk. Muhammad Zuhri yang setiap hari membersihkan area komplek makam. 

Sebaran batu-batu artefak juga tidak terawat, area situs dipenuhi dengan kebun singkong. Seharusnya pemda setempat memberikan edukasi untuk warga yang berada dekat situs untuk bisa menjaga dan merawat cagar budaya yang bisa menjadi aset pemerintah daerah Kabupaten Lampung Utara. Parit yang mengelilingi situs juga hampir-hampir tidak terlihat apabila tidak kita perhatikan dengan saksama karena banyak ditumbuhi semak belukar, bambu dan pohon-pohon lain. 

Batu Lesung dan artefak yang tersebar di area situs kurang terawat dan terancam hilang

Apabila situs ini dirawat aku yakin banyak orang yang ingin berwisata ke situs ini untuk mengenal sejarah yang tercatat dan pernah terjadi di area situs. Satu hal lagi, banyak orang yang melakukan ziarah kubur ke makam penyebar agama Islam Tubagus Syayyidin Ahmad Mustofa dan istrinya Siti Badriah. Terutama mendekati bulan Ramadan atau pada saat hari-hari besar Islam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar