Rabu, 30 Januari 2019

Tantangan Menuju Air Terjun Kupit Di Desa Sumber Tani, Kabupaten Lampung Utara



Berbekal rasa pensaran akan cerita dari sahabatku, akhirnya aku dan Yosep mencoba mencari tahu keberadaan lokasi Air Terjun Kupit yang ada di Desa Sumber Tani, Kecamatan Abung Pekurun, Kabupaten Lampung Utara. Meski sudah beberapa hari janjian untuk mengunjunginya, karena cuaca alam yang beberapa hari hujan. Akhirnya kami bisa juga mengunjungi Air Terjun Kupit. Petualangan dimulai.


Ingatanku melayang sekitar sepuluh tahun yang lalu pernah mengunjungi Desa Sumber Tani yang pada kala itu, insfrastruktur jalanan sangatlah rusak dan di desa belum ada listrik. Dulu, aku seperti akan mengunjungi planet antah barantah saking desa ini susah dilalui. Dulu aku sempat menginap di Puskesmas yang ada di desa ini, kebetulan temanku bertugas di Puskesmas tersebut. Satu hal lagi yang ku ingat adalah tulisan-tulisan perdanaku berupa beberapa puisi lahir dari perenungan dan membaca alam sekitar di desa ini. Setelah puisi-puisi itu jadi, langsung aku kirim ke salah satu koran lokal yang ada di Lampung. Alhamdulillah langsung dimuat beberapa minggu dari aku mengirimkan emailnya.

Ah desa ini indah, sepanjang perjalanan kita bisa menyaksikan pemandangan alam yang begitu memanjakan mata. Udara yang segar tanpa polusi, kicauan burung dan keramahan masyarakat setempat yang kebanyakkan bersuku Ogan.

Dari pusat Kota Kotabumi menuju Desa Sumber Tani kurang lebih memakan waktu 1 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda dua. Tujuan terakhir kita adalah sekolah dasar Desa Sumber Tani, untungnya sebelum menuju ke desa ini, aku dan Yosep mengabari salah satu rekan kami yaitu Roni yang memiliki beberapa teman yang ada di desa ini dan dapat membantu menjadi guide selama perjalanan kami menuju air terjun.


Menurut penuturan masayarakat setempat Kupit berasal dari bahasa daerah Ogan yang berarti Terjepit, karena posisi air terjun terjepit diantara dua dua dinding batu raksasa. Air Terjun Kupit sendiri memiliki ketingan sekitar 15 Meter. Selain air terjun utama, ada air terjun lain yang menemani yaitu air terjun Kupit tingkat dua yang berada tepat ditingkatan kedua dan Air Terjun Kupit Tirai yang ada sebelah kiri.

Untuk menuju Air Terjun Kupit, pengunjung harus mempunyai mental baja, kekuatan fisik, kesehatan dan daya tahan tubuh yang tinggi. Perjalanan menuju air terjun yang masih belum terjamah oleh banyak orang ini sekitar 3 KM, mesti jalan kaki. Medannya lumayan memacu adrenalin kita, karena kontur tanah yang tidak rata yaitu naik turun perbukitan. Tapi tenang saja semua lelah itu akan terbayar selama melakukan perjalanan.

Sebelum menemukan Air Terjun Kupit, kita akan disambut oleh beberapa air terjun lainnya yang belum memiliki nama. Dari sekitar 4 air terjun yang kita jumpai hanya ada satu air terjun yang memiliki nama selain Air terjun Kupit yaitu Air Terjun Kayu.

Selama perjalanan kita akan disuguhkan pemandangan alam yang sangat luar biasa indah. Kita akan melalui lorong seperti jaman purba yaitu lorong dinding batu raksasa yang dipenuhi tumbuhan dan semak belukar. Kita akan menghirup wangi bunga kopi yang khas, mendengar gemuruh aliran sungai, udara yang sejuk. Meski kita harus naik turun perbukitan tetapi kita merasa enjoy saja karena alam sekitar menawarkan pengobatnya.

Mendekati Air Terjun Kupit kembali kita akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa indah dan seperti kita berada di suatu daerah yang benar-benar masih asli dan tanpa tersentuh tangan manusia. Pahatan dinding purba yang sangat tinggi seperti kita berada di grand canyon. Dinding-dingding raksasa ini seakan menjadi benteng kokoh melindungi keindahan alam.

Lebih dekat menuju air terjun, kita harus menurunin tebing yang lumayan pendek dengan menggunakan tali tambang. Kalian mesti berhati-hati ketika menuruni tebing karena tebing agak licin dan tempat ini belum memiliki pengamanan bagi pengunjungnya. 

Setelah melewati perjalanan panjang dan sedikit melelahkan. Aku, Yosep dan Roni beberapa kali terjatuh karena memang bebatuannya licin. Hanya pemandu kami saja yang berjumlah empat orang yang tidak pernah jatuh. Aku pikir karena mereka sudah terbiasa melewati air terjun ini dan mereka telah hapal makanya tidak pernah jatuh terpeleset.

Pokoknya bagi kalian yang mau mengunjungi salah satu surga tersembunyi ini, kalian harus kuat dan semangat agar mampu melewati tantangan yang tersaji sebelum sampai ke tujuan utama yaitu Air Terjun Kupit. Hati-hati juga dengan Pacet yah, beberapa Pacet sukses menghisap darahku dan rekan-rekan. Hahahahhha

Kotabumi, 29 Januari 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar