Gerbong kereta ini hendak kemana
bila aku terpaksa menemui kalian?
Mungkin itu ucapmu dalam hati
ketika kami datang bertandang ke rumah tuan
Jangan takut, hati kami putih
bersih seperti baju kami
Jadi jangan takut tuan
Di gerbang istanamu, kami mengetuk
tuan. Dengan damai
Tapi kau berlari diantara gerbong
kereta api
Ini perlu ditinjau dan di awasi,
katamu
Lantas kamu tega tinggalkan kami?
Apakah tuan masih terus menyimpan
api? Hati-hati tuan, tamumu tak minta makan.
Bahkan dari penjuru nusantara
memberikan semua yang mereka punya buat kami
Apalagi hanya sekedar makanan
Jadi kami tidak ingin kau jamu di
meja makan istanamu yang megah seperti tamu yang lain
Malam semakin larut, kau tak jua
menemui kami
Sejuta ummat menunggumu dengan
sabar, tetapi apa yang kami terima?
Tetiba air menghujani kami, pedih,
pedih sekali
Jangan nodai mata kami, muliakanlah
tamumu, tuan.
Kami memilih tuan, karena kami
percaya
Di tangan tuan, nusantara akan maju
menjadi negeri baldatun toyyibah
Dengan ikhlas hati kami memilih
tuan
Kursimu adalah tubuh-tubuh kami.
Jangan goreskan luka di hati kami, tuan.
4 november kami bertamu dengan
damai ke rumah tuan. Satu juta terkumpul ini adalah mata hati rakyat. Bukan
harimau yang hendak mencari daging segar. Mungkin tuan, juga teman tuan dan
rekan-rekannya tertawa jumawa melihat layar kaca. Kami disini berdzikir bersama
menyebut Asmaul Husna
Aroma tubuh kami adalah tindakan
dan sapaan lembut demi tegaknya keadilan
Jangan bermain darah, karena darah
kami adalah darah pejuang negara ini. Kami bersatu dalam damai, kami cinta
kedamaian. Tetapi kami tidak tahu menahu bila mungkin bala tentara tuan menaruh
tungku di bawah darah kami
Kotabumi, 4 - 7 November 2016
foto diambil dari http://jateng.tribunnews.com/2016/11/06/aksi-4-november-dan-kerusuhan-penjaringan-tidak-saling-terkait |
Semangat berjuang melalui tulisan... 👍👍
BalasHapusSemangat berjuang melalui tulisan... 👍👍
BalasHapusNice, kita yg gak ikut demo ikut merasakan gmna 'gemes'nya tgl 4 kmrin.
BalasHapus