Senin, 26 September 2016

Cerita Pendek : Mimpi Melihat Api dan Asap

Mimpi Melihat Api dan Asap

Kau bermimpi melihat api dan asap, katamu dalam pesan pendek yang kuterima hari ini. Setelah kubertanya bagaimana kelanjutan hubungan kita. Aku tak mampu menafsirkan mimpimu. Mungkin perjodohan ini tidak berarti bagimu, tetapi tidak buatku. Aku menginginkan hubungan ini berlanjut hingga kepelaminan, walau kita dijodohkan.
***


Siti Maryam, nama perempuan yang secara tak sengaja dijodohkan Titin adik tingkatku semasa sekolah menengah umum dulu. Ketika aku berkunjung ketempat prakteknya untuk memeriksa gigi. Dia seorang perawat. Tepatnya perawat gigi. Setelah dikenalkan olehnya melalui pembicaan via handphone, aku meng-add facebook miliknya Siti.

Akhirnya setelah cukup lama berkenalan melalui dunia maya dan komunikasi via handphone, setelah menemui kata sepakat. Kami bertemu. Soal pertemuan itu sungguh membuat jantungku tak menentu walau akhirnya pembicaraan antara aku dan dia berjalan dengan lancar. Dia seorang guru. Orangnya bersahaja dan yatim tak berayah. Awalnya aku berpikir kuno soal perjodohan. Tetapi Titin menjelaskan, tidak ada salahnya dicoba. Lagian kakak sudah berumur, sudah semestinya menggenapkan separuh dien. Nikah itu ibadah. Aku saja sudah menikah. Begitu katanya panjang lebar. Aku hanya tersenyum, benar juga apa yang dikatakannya.

Ibuku pun sudah mewanti-wanti agar aku cepat mencari perempuan yang kusuka. Satu hal lagi adikku yang kedua juga telah menikah dan telah dikaruniai anak perempuan berumur dua tahun sekarang. Jujur usiaku sudah hampir kepala tiga. Temanku yang sebaya rata-rata sudah menikah dan mempunyai anak. Aku tak mau jadi bujang lapuk. Duh gusti aku ngeri sendiri bila membayangkan jika kelak sampai usia bertambah aku belum menemukan jodohku.

Kucoba mempertanyakan perihal mimpi Siti pada orang yang kuanggap mengetahui hal ini. Tetapi jawaban yang kudapati hanya kata bijak yang masih harus aku pikirkan lagi. Mimpi yang baik datangnya dari Allah, sedangkan mimpi yang buruk datangnya dari setan. Begitu katanya. Ah, pusing sendiri aku dibuatnya. Masalahnya aku tak tahu apakah mimpi melihat api dan asap itu pertanda baik atau buruk.

“gimana kelanjutan hubungan kita” kuberanikan diri untuk memulai pertanyaan yang selama ini terus mengusik pikiranku.

“entahlah, aku sedang banyak pikiran akhir-akhir ini”

“kau pernah memberikan komentar status yang kutulis di facebook beberapa hari lalu mengenai siapa soulmateku” katanya dengan suara yang malas. Memang aku pernah menanyakan hal itu lewat facebook dan jujur ada rasa penasaran sekaligus cemburu mengetahui Siti mempunyai seorang soulmate.

“memang siapa dia? Laki-laki?” berondong tanyaku sambil menahan gemuruh yang tiba-tiba bergejolak di dada.

“aku punya teman dekat yang kuanggap sebagai soulmateku. Selama ini hanya dia yang menemaniku melewati masa-masa sulit. Dia teman sekerjaku, seorang guru juga. Namanya Hendri, jujur aku dan dia tidak terikat satu hubungan apa pun walau telah kuanggap dia soulmateku.”


Semua penjelasan Siti bagiku begitu menyakitkan, walau dia berkata Hendri bukanlah siapa-siapa baginya. Tetapi apa yang dikatakannya sebagai soulmate rasanya aku sedikit tak menerima. Kalau Hendri adalah seorang teman yang mempunyai arti lebih, lalu aku ini dianggap apa olehnya. Hanya api yang bisa dipadamkan bila tersiram hujan yang tiba-tiba leleh dari matanya atau asap yang cepat lenyap ketika angin berhembus. Aku tidak bisa membayangkan serta berharap banyak perjodohan ini, yang aku tahu hanya ada dua laki-laki dalam hidup Siti.

2 komentar: