Senin, 26 September 2016

Cerita Pendek : Arca Cinta

Arca Cinta

Aku ibarat Loro Jonggrang yang terpasung dalam bayangan Pangeran Bandung Bondowoso karena meski hatiku menolak cintanya tetapi tidak bisa dengan tegas mengatakan bahwa Loro Jongrang tak mencintai pangeran yang telah membunuh ayahnya. Tetapi ceritaku tidaklah lebih buruk seperti apa yang dialami oleh Loro Jonggrang. Ceritaku bermula ketika cinta yang kupupuk sedemikian rupa hancur dengan tiba-tiba seperti istana pasir yang megah tersapu air ombak. Tercerai.


Bila Loro Jonggrang bisa mengajukan syarat dengan menginginkan terbangunnya seribu candi dalam semalam pada pangeran Bandung Bondowoso. Maka aku meski tidak mengajukan syarat satu pun, tetap saja hatiku hancur menerima kenyataan cintaku tercerai. Putus tanpa sebab yang aku sendiri tidak tahu kenapa. Tiba-tiba aku ingin sekali mengubah diri menjadi arca seperti Loro Jonggrang yang membatu dengan seribu kecantikannya.

Rasanya aku ingin menceburkan diriku dalam sumur Jalatuda yang dibuat oleh Pangeran Bandung Bondowoso dan menguburkan diriku sendiri seperti ketika pangeran tersebut terkubur oleh tipu muslihat Loro Jonggrang. Tetapi dimana sumur itu adanya?. Atau aku ingin mengubah diriku sendiri menjadi sebuah arca yang dikenang sebagai arca cinta karena aku menjaga kemurnian cintaku. Tetapi hal itu tak mungkin pernah terjadi karena ayam tak harus berkokok ketika fajar. Semua harapan yang pernah aku himpun hingga kurang satu lagi mencapai seribu lelah memburu hatiku. Hingga altar cinta ini goyah dan terhempas.

Baru aku tahu ternyata bermain cinta dengan sesuatu pondasi yang tidak kokoh akan membuat tiang-tiang hati perlahan-lahan runtuh. Seperti diriku yang saat ini merasakan betapa yang namanya cinta itu adalah getir yang penuh luka. Belum juga bila rindu yang kupendam menjadi basi dan menuap. Bangkai harapan menurutku. Tidak salah kiranya Pangeran Bandung Bondowoso marah dan mengutuk Loro Jonggrang menjadi batu arca. Karena cintanya yang besar terhadap gadis pujaannya ditolak ketika semua keinginan gadis pujaannya itu tercapai.
Seribu candi semalam harus jadi. Tetapi apa lacur ternyata pondasi cinta antara mereka berdua rapuh dan hanya menurutkan hawa nafsu belaka. Cinta mereka pun runtuh dan loro Jonggrang mengarca. Sedangkan aku begitu menganggungkan cinta, sehinggga berkali-kali aku dikhianati masih saja aku mengharapkan cintaku itu murni. Tetapi ceritaku berbalik tiga ratus enam puluh derat dengan cerita dongeng dari jawa tersebut. Aku perempuan yang berusaha mewujudkan semua mimpi membangun cinta yang abadi. Tetapi ternyata lelaki yang kupuja, tak seberani Pangeran Bandung Bondowoso yang rela dibebani dengan syarat terberat sekali pun. Lelaki yang kucinta, alih-alih membuat seribu candi. Membangun satu cinta dalam hatiku saja masih bocor sana sini atapnya. Aku tersakiti sebab kelakuannya yang entah. Aku buru-buru mengakhiri penyelidikanku tentang cinta, tetapi itu dulu. Sedangkan sekarang hatiku, mungkin juga ragaku seolah menjadi arca cinta yang keras tanpa sentuhan pelembut apa pun. Aku adalah arca cinta.

“Hari ini sepertinya kau tak bersemangat” Shitie mencuil pipiku

“Dari tadi cemberut melulu, ntar kesurapan berabe lagi. Disini kan adanya pawang ular dan engga ada pengusir setan” ucap sahabatku satu ini

“Apa hubungannya coba cemberut dan kesurupan, terus pawang ular dan pengusir setan. Kagak ada nyambung-nyambungnya kale” jawabku dengan bibir yang sengaja aku monyongkan

Ada tau, kamu engga pernah nonton iklan di tv sich. Kalau ada yang ngelamun semua baju tetanggga pada berterbangan, eiiitsss salah ayam tetangga pada mati” kata shitie sambil cekikikan

“Ahhhhh makin engga nyambung, maleslah aku ngomong sama kamu” jawabku sambil menautkan ujung alis mata hingga membentuk kerutan di dahi.

“Yeeee ntar cantiknya nguap loh kalau marah dan cemberut melulu”

“Cha, ada info menarik neh”

“Apaan?” dengan malas kubertanya
“Lomba menulis” jawabnya dengan mata berbinar

“Tentang apa” bila mendengar kata lomba menulis aku serasa hidup kembali dan sejenak kulupakan permasalahanku sebelumnya. Lagian aku pernah cerita dengan sahabat kentalku satu ini, bahwa cerita cinta yang gagal tak perlu diingat – ingat lagi. Baiknya segera buang jauh-jauh. Katanya satu ketika.

“Temanya tentang perjodohan”

“Jodoh? Hari gini masih membicarakan soal perjodohan. Basi kali Shitie glagelo monyong. Emang kamu kira kita masih hidup di jamannya Siti Nurbaya. Sudah berbilang masa berlalu dan di jaman sekarang perempuan bisa memilih jodohnya sendiri tanpa campur tangan orang lain bahkan orang tua kita sendiri.” Komentarku panjang

“Loh bukan berarti perjodohan itu jelek, Cha” sanggah shitie

“Buktinya banyak orang yang bersatu karena suatu perjodohan dan hidup mereka langgeng, contohnya ayah dan ibuku. Mereka dahulu di jodohkan. Malah sekarang di jaman yang serba canggih, kita kerap kali melihat banyak pasangan hidup yang baru beberapa tahun saja membangun rumah tangga, tiba – tiba perceraian tak bisa dielakkan. Artinya baik perjodohan atau pun tidak bukanlah tolak ukur sebagai pertanda seseorang itu bisa mempertahankan cintanya. Melainkan karena kemurnian cintalah yang mampu melanggengkan suatu hubungan” jawab Shitie tak kalah panjang kali lebar kali tinggi.

“Ya dech aku sedikit membenarkan perkataanmu ini. Emangnya kapan deadline lombanya?” tanyaku pada shitie

“tujuh hari dari sekarang” jawabnya singkat

“HAH…. Cepat sekali, aku kan engga tahu soal perjodohan?” tanyaku benggong

“Emang kamu kira aku juga sudah tahu banyak soal perjodohan, echa echa di dinding…..hehehehehe” kekehnya

“Ah sudahlah untuk saat ini engga usah dipikirkan, yang jelas dari sekarang kita mambaca bacaan yang berkaitan dengan perjodohan. Satu hal lagi, nanti kau akan aku kenalkan pada seorang temanku di facebook yang mempunyai hobi menulis sama dengan kita” katanya lagi sambil tersenyum

Belum sempat aku menanyakan siapa orang yang hendak Shite kenalkan kepadaku. Tangan Shitie ligat mengapit lenganku dan dengan paksa menyeretku masuk dalam kelas. Dentang nyaring suara bel masuk menyadarkanku untuk segera mengikuti seretan tangan Shitie dengan pertanyaan yang tiba-tiba menggantung dipikiranku. Siapa kiranya orang yang akan dikenalkan Shite kepadaku, awas saja jangan sampai ada motip terselubung untuk menjodohkan aku dengan orang yang akan dikenalkan Shitie padaku. Bukannya aku tak mau, hatiku masih mengarca. Membatu.


Menggala, 18 Maret 2011 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar