Minggu, 21 Oktober 2018

HokBen Lampung Hadir Menambah Ragam Kuliner Di Provinsi Lampung



Berkesempatan menjadi saksi sejarah pembukaan HokBen Lampung yang pertama dan satu-satunya di Pulau Sumatera adalah menjadi salah satu kebanggan tersendiri bagi saya dan juga bagi teman-teman blogger yang tergabung dalam komunitas Tapis Blogger.

Kamis pagi (18/10/2018) kami sudah berkumpul di depan store MBK di Mall Boemi Kedaton. Meski masih pagi dan belum buka, tetapi sudah terlihat beberapa orang sudah mulai mendekat. Tidak melewati kesempatan yang ada, mumpung masih sepi beberapa teman Tapis Blogger mengabadikan momen dengan melakukan pemotretan singkat. Tepat pukul 10.00 WIB antrian panjang sudah terjadi di depan store HokBen. Luar biasa, baru dua hari launching (17/10/2018) masyarakat menyambut kehadiran HokBen Lampung dengan sangat antusias. 

Tepat ketika kami sedang melakukan registrasi kehadiran, antrian semakin panjang dan pengunjung semakin ramai. Tidak bangku kosong, semua penuh dengan pengunjung yang ketika saya tanya kenapa suka makan di HokBen dan jawabannya mereka emang sudah lama pengemar menu yang disajikan Hokben. Mereka sangat senang sekali HokBen bisa hadir di Lampung. Setelah proses registrasi blogger selesai, Ibu Irma Wulansari sebagai Divisi Komunikasi PT. Eka Bogainti menjelaskan sejarah singkat HokBen. 

Sejak pagi antrian sudah panjang sekali

Sejarah Hokben

Sebelum bertransformasi nama HokBen adalah Hoka Hoka Bento. Kenapa nama HokBen digunakan? Hal ini sebagai bagian penghargaan kepada seluruh pelanggan setia yang biasa menyingkat Hok Hoka Bento dengan sebutan Hokben. Dengan mengikuti sebutan pelanggan inilah, HokBen berharap makin dekat dengan pelanggan setianya dan juga berharap mampu menarik minat bagi pelanggan-pelanggan baru, 

Berdiri dibawah naungan PT. Eka Bogainti, didirikan oleh Hendra Arifin di Jakarta, pada tanggal 18 April 1985. Dengan restoran pertama yang berlokasi di Kebon Kacang, Jakarta Pusat. HokBen menyajikan makanan bergaya Jepang yang variatif, higienis, cepat saji dengan harga relatif terjangkau serta suasana yang nyaman. Hal ini menjadikan HokBen sebagai restoran dengan konsep “Japanese Fast Food” terbesar di Indonesia.

Meski mempunyai nama dan makanan yang khas jepang banget, pada awalnya banyak orang mengira restoran ini juga milik orang Jepang, ternyata restoran ini asli punya orang Indonesia loh. Patut berbangga diri, karena restoran yang kini memiliki gerai lebih dari 145 gerai (data perakhir September 2018) memiliki sertifikat Halal dengan No. 00160048830908 dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Sertifikat Sistem Jaminan Halal. Jadi bagi kalian yang utamanya orang muslim, tidak perlu khawatir untuk menyantap berbagai menu yang disajikan oleh HokBen. 

Kenapa Lampung menjadi lokasi yang dipilih untuk dibukanya gerai HokBen? Francisca Lucky selaku Marketing Communication Group Head PT. eka Bogainti mengatakan bahwa "Pembukaan store pertama di Sumatera ini menjawab harapan dan kebutuhan pelanggan Hokben di luar pulau Jawa, selain itu Lampung memudahkan kami untuk tetap menjaga cita rasa dan kualitas menu-menu yang disajikan Hokben" 

"Selain strategis, kecintaan masyarakat di Provinsi Lampung akan berbagai kuliner nusantara, mendorong kami untuk menambah ragam kuliner di Kota Bandar Lampung dengan membawa makanan bergaya khas Jepang" Tambahnya lagi

Lebih lanjut Ibu Irma juga menjelaskan bahwa Hokben juga sering mengadakan acara-acara sosial, misalnya pada hari pertama pembukaan di gerai yang tercatat ke 147 ini, Hokben Lampung mengadakan acara Donor Darah yang berkaloborasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan memberikan bantuan pada panti asuhan terdekat yaitu Yayasan Mulya Pusat dan Panti Asuhan Vincentius dengan nilai bantuan sebesar Rp. 75.155.000,-. Selain itu, HokBen juga memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) yang telah berjalan selama 17 Tahun yang berfokus pada dua pilar utama yaitu "HokBen Cinta Pendidikan dan Hokben Berbagi Dengan Sesama". Hal ini sejalan dengan slogan HokBen "Share to Love" "Love to Share".

Tapis Blooger bersama Pejabat HokBen Lampung

Apa Itu Community Pattern?

Community Pattern

FYI, setiap kali kita menikmati menu HokBen, entah itu di kertas pembukus sumpit, sedotan, di gelas plastik, di kotak atau di dinding yang berada di HokBen, Kalian akan melihat seperti grafity yang berwarna kuning dan tersususn secara abstrak yang bernama Community Pattern, ternyata memiliki simbol dan arti loh

1. Parent and Kid Pattern
Parent and Kid


Simbol yang menggambarkan seorang ibu sedang memeluk anaknya ini dipilih karena menggambarkan rasa kasih sayang orang tua terhadap anak. Hokben berharap, kehadiran menu-menu yang tersaji merupakan pilihan keluarga karena Hokben tidak hanya menyajikan makanan lezat, tetapi bergizi. Sehingga kebutuhan gizi terutama pada anak-anak terpenuhi

2. Welcome Hello
Welcome Hello

Pelayanan terbaik selalu diberikan oleh semua pegawai HokBen. Ramah tamah, senyum sapa dan tutur bicara yang baik selalu diberikan pada pelanggan Hokben. Seperti kalian lihat, simbol ini seperti orang yang sedang melambaikan tangan dengan ramah.

3. Friendship
Friendship

Selain sebagai tempat pilihan makanan lezat dan bergizi. HokBen selalu mengedapankan persahabatan kepada semua pelanggannya. Artinya HokBen bukan sekedar tempat makan, akan tetapi tempat berbagi layaknya seorang sahabat

4. Respect
Respect

Seperti yang kalian lihat tiap kali kita berkunjung ke gerai HokBen, kita selalu disambut dengan salam penuh kehangatan. Sesuai dengan budaya Jepang tiap kali bertemu orang lain selalu memberikan salam seraya bdan agak dibungkukkan sedikit. 

5. Pride
Pride

HokBen selalu merasa bangga menjadi bagian dari keluarga pelanggannya. Hokben juga berharap sebaliknya dengan pelanggan yang merasa bangga akan kehadiran Hokben yang menjadikan HokBen sebagai brand yang dipercaya oleh pelanggannya,

Fasilitas Hokben Bandar Lampung

  1. Jam operational mulai pukul 10.00 WIB s.d 22.00 WIB
  2. Luas Lahan : 192,3 m2
  3. Kapasitas 92 Kursi
  4. Menyediakan layanan Birthday Party
  5. Private room for meeting, arisan keluarga dll
  6. Delivery 1 500 505 dan bekerjasama dengan ojek online
  7. Dine in, Take away and Large order

Untuk berbagai menu pilihan yang kalian suka, kalian bisa langsung berkunjung ke gerai HokBen Mall Boemi Kedaton yang berada di Jl. Teuku Umar, Kedaton, Bandar Lampung dengan nomor telepon (0721) 5615601 atau (0721) 5617859 atau hotline ke 1 500 505 atau kalian bisa cek menu favorite kalian melalui situs Hokben https://www.hokben.co.id/menu


Kuy lah ajak ramai-ramai ke HokBen dan rasakan sensasi kelezatannya.







Sumber Gambar
  • Google
  • Tapis Blooger
  • Pribadi





Sudahkah Kalian Sensor Film Secara Mandiri?


Mendengar pembukaan peserta untuk mengikuti seminar tentang Sosialisasi Lambaga Sensor Film yang untuk kesempatan kali ini menggandeng Tapis Blogger sebagai media partnernya, tanpa berpikir panjang lagi langsung saya buka link yang sudah diberikan oleh panitia acara dan langsung saya isi biodata diri.

Kenapa saya buru-buru untuk mendaftar? Karena jarang-jarang ada seminar yang membahas sensor film. Seperti saya duga, peminatnya banyak sekali. 100 peserta yang terdaftar dari berbagai kalangan mulai dari Blogger, Youtuber, Mahasiswa, Pelajar, Penulis, Emak-emak yang emang demen banget tentang bagaimana cara kerja sensor film dan tentunya para penikmat film juga hadir dalam acara keren ini. 

Berlokasi di G'Ummati Cafe yang beradi di Jl. ZA. Pagar Alam, Kedaton, Bandar Lampung acara yang mengusung tema "Budaya Sensor Mandiri, Bijak Membentuk Generasi". Pihak Lembaga Sensor Film (LSF) diwakili oleh Ibu Ni Luh Putu Elly yang menjabat sebagai Sekretaris Komisi I Bidang Penyensoran dan Dialog berkesempatan hadir dan membagi ilmunya selama berada di Lembaga Sensor Film. 

Pertanyaan pembuka langsung dilontarkan oleh Ibu Ni Luh kepada peserta yang hadir tentang memilih film yaitu "Memilih film yang disensor atau tidak disensor? Memilih film mendidik atau tidak mendidik? Memilih film lokal atau film luar negeri?

Sesaat peserta riuh rendah. Ada yang memilih disensor, ada yang memilih tidak disensor. Banyak yang memilih film mendidik meskipun kenyataannya banyak film mendidik itu ternyata kurang laku dipasaran sehingga jam tayang di bioskop hanya bertahan beberapa minggu saja. Beda dengan halnya film-film yang kurang mendidik bisa bertahan berminggu-minggu. Semua film-film tersebut tentulah mengandung pengaruh film yang positif dan negatif. Disinilah peran penting adanya kendali diri dengan melakukan sensor mandiri. Nah kalau kalian pilih yang mana sob?


Peran Lembaga Sensor Film

Berdasarkan undang-undang nomor 33 tahun 2009 pasal 57 ayat 2 tugas Lembaga Sensor Film adalah sebagai berikut


  1. Melakukan penyensoran film dan iklan film sebelum diedarkan dan atau dipertunjukkan kepada khalayak umum
  2. Melakukan penelitian dan penilaian judul, tema, gambar, adegan, suara dan teks terjemahan suatu film dan iklan film yang akan diedarkan dan atau dipertunjukkan kepada khalayak umum
  3. Penentuan penggolongan usia penonton film 
Lebih lanjut Ibu Ni Luh menjelaskan bahwa peran orang tua atau orang dewasa sangat penting untuk memberikan edukasi sejak dini tentang bagaimana baiknya menonton film pada anak, adik atau siapa pun itu yang belum usia 17 Tahun keatas. Hal ini sangat penting mengingat gempuran media yang sangat luar biasa sekali. Orang tua atau orang dewasa harus cerdas memilih tontonan yang mempunyai klasifikasi usia yaitu tontonan untuk semua umur, 13 Tahun keatas, 17 Tahun keatas hingga 21 Tahun keatas. Pengklasifikasian usia dapat membantu seseorang atau si penikmat film atau orang tua yang mendampingi mampu melakukan sensor mandiri sehingga hal-hal yang negatif bisa langsung dicegah atau dihindari.


Sensor Mandiri

Apa sih sensor mandiri itu? Sensor Mandiri adalah prilaku sadar dalam memilah dan memilih film yang akan diproduksi, dipertunjukkan dan atau yang akan ditonton. Siapa saja yang bisa melakukan sensor mandiri? Semua bisa melakukan sensor mandiri, termasuk orang yang akan membuat suatu film (sineas) yang nantinya akan ditonton oleh orang banyak. Sehingga sineas nantinya bisa melihat hal-hal sensitif yang perlu diperhatikan berdasarkan undang-undang no 33 tahun 2009 yaitu Agama, Kekerasan, Perjudian, NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif), Diskriminasi dan Pornografi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan sensor mandiri diantaranya adalah :

  1. Mulailah memilih film yang bermutu atau selektif dalam memilih konten film
  2. Tontonlah film yang sesuai dengan usia kita
  3. Tanyakan pada diri sendiri, menonton film itu kebutuhan atau keinginan?
  4. Harus mengetahui tujuan kita menonton film itu apa?
  5. Hikmah apa yang bisa kita ambil setelah menonton film yang akan kita tonton?
  6. Berpikir kritis
  7. Jadilah penonton aktif yang bukan hanya menikmati menonton film
  8. Lakukan pendampingan, pembatasan jam tonton, pemilihan film pada anak di bawah umur atau bila memungkinkan perbanyaklah kegiatan di luar yang menyenangkan
  9. STLS
  10. Pilih genre film yang mendidik
  11. Cek sumber film
  12. Baca juga sinopsis film yang bisa membantu kalian untuk memutuskan menonton film atau tidak.

Sudahkah kalian menyensor film secara mandiri untuk film-film yang kalian tonton?

Lembaga Sensor Film Republik Indonesia
Jl. MT. Haryono Kav. 47 - 48 Jakarta Selatan 
(021) 7902971 - Phone
(021) 7902971 -  Ext 222 Fax
website : https://www.lsf.go.id
Email    : sekretariat@lsf.go.id