Senin, 26 September 2016

Buah Doa Manis Rasanya

Buah Doa Manis Rasanya


Sejak divonis dokter mengidap penyakit TBC. Kontan kami sekeluarga terkejut, setelah mendengar penjelasan dari dr. Syaiful huda. Pasalnya sebelum emak memutuskan pergi ke dokter spesialis penyakit dalam, emak juga sudah berobat ke bebrapa dokter yang ada di Kotabumi. dr. Maya N Manan mengatakan, emak hanya batuk dan demam biasa beberapa hari kedepan pasti sembuh. Tapi setelah beberapa hari kesembuhan itu tak juga datang. Emak terserang penyakit typhus itu keterangan yang di dapat dari penjelasan Dr. Hj Maya Metisa. Semua larangan dan pantangan bagi orang yang mengidap penyakit typhus emak jalankan. Tetapi tak sampai disitu cobaan datang. Penyakit emak masih enggan berlalu. Tak habis ikhtiar, emak berobat ke Dr. Yudi Halim Po. Tapi sama seperti biasanya emak masih saja mengeluh sakit. Akhirnya emak menjalankan test darah, dahak dan rotgen yang disarankan oleh dr. Syaiful Huda. Hasil test dahak ditemukan kuman Mycobacterium Tuberculosis, emak positif TBC. Emak dianjurkan agar masuk rumah sakit.


Setelah mendapatkan perawatan selam satu minggu di RSUD HM RYACUDU Kotabumi. Akirnya emak diperbolehkan pulang kerumah. Menurut dokter yang menangani emak, kondisi emak sudah agak membaik. Tetapi harus tetap minum obat secara teratur selama delapan bulan. dr. syaiful Huda memberikan surat rujukan untuk diberi ke Puskesmas terdekat yang ada di daerah rumah kami untuk mengambil obat paket yang harus diminum oleh emak selama delapan bulan. Dokter pun menyarankan agar emak istirahat total demi mempercepat proses penyembuhan. Jangan melakukan pekerjaan yang berat dan pola makan harus dijaga. Begitu pesan dokter.



Aku hanya berdoa kepada Allah SWT untuk memberikan kesembuhan untuk emak. Saat ini, rasanya aku belum siap untuk kehilangan emak. Karena menurut informasi yang aku dapatkan, TBC merupakan penyakit penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah lainnya. Dibandingkan dengan penyakit menular lainnya TBC lebih banyak membunuh kaum muda dan wanita. TBC identik dengan penyakit orang miskin. Mungkin hal itu benar, karena memang keluarga kami pun termasuk keluarga yang kurang mampu secara ekonomi.

Alhamdulillah Allah SWT memberikan kemudahan kepada kelurga kami. Selama menjalani perawatan di rumah sakit, semua biaya di tanggung oleh kakak sepupu anak dari kakak emakku yang pertama. Walau pun awalnya emak berobat dan masuk rumah sakit menggunakan surat jaminan kesehatan masyarakat miskin (Jamkesmas). Buah manis dari silaturahim kepada saudara.

“siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dilimpahkan rejekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tua dan memelihara silaturahim”. (HR : Ahmad)















* Sarjana Nganggur

Setelah habis kontrak kerja di perusahaan swasta tempatku bekerja selama satu tahun setengah dan tidak ada perpanjangan kontrak. Kontan sejak saat itu aku jadi pengangguran. Entah sudah berapa banyak surat lamaran pekerjaan yang telah saya buat. Setiap ada informasi lowongan pekerjaan terbaru pasti aku memasukkan surat lamaran. Bahkan petugas kantor pos sampai hapal dengan diriku bila tiap kali aku mengirimkan surat lamaran via pos. tetapi semua hasilnya nihil. Aku tetap menjadi pengangguran. Sarjana nganggur kata orang. Malu rasanya dicap sebagai sarjana ngangur. Malu pada keluarga, kenapa hingga saat ini masih saja merepotkan orang tua. Aku malu pada diriku sendiri, terlebih pada saat emak mengidap penyakit TBC dan memerlukan banyak biaya untuk pengobatan. Aku sebagai anak laki-laki satu-satunya dan diharapkan menjadi tulang punggung keluarga tak mampu memberikan pengobatan yang layak buat emak.Selama emak dalam perawatan di rumah sakit, tak sedikit pun uang yang bisa aku berikan untuk mengurangi biaya pengobatan. Sedih rasanya menjadi orang yang sedikit berguna. Tetapi emak dalam sakitnya, terus memberikan semangat untuk tidak berputus asa dalam mencari perkerjaan. Jangan lupa berdoa memohon petunjuk untuk diberikan jalan yang terbaik kepada Allah SWT. Allah akan memberikan kemudahan bagi hambanya yang benar-benar berusaha serta ikhlas dalam mencari rejeki dijalan-Nya. Begitu pesan emak suatu hari ketika emak masih berbaring di bagsal rumah sakit.

“mau kemana nak, pagi-pagi sudah mau pergi?” Tanya emak disela batuknya, ketika aku hendak berpamitan.
“mencari informasi pekerjaan mak di kantor pos, siapa tahu ada lowongan kerja. Karena biasanya di mading yang ada di kantor pos ditempel informasi lowongan pekerjaan” jelasku singkat pada emak.

Setelah mendapat izin bergegas aku melangkah pergi. Bismillah ya Rabb, kulangkahkan kakiku menjemput rejeki-Mu. Emak aku yakin dalam doamu harapan itu ada. Aku ingat pesan sahabat yang ia katakan padaku “berpagi-pagilah kamu, karena rejeki banyak bertaburan di pagi hari”.
* Emak Baktiku Padamu

Benar kata orang setiap kejadian itu pasti ada hikmahnya. Hal ini benar-benar aku rasakan. Aku jadi pengangguran ketika emak sedang sakit dan butuh pendamping untuk membatu dan merawat emak dengan baik. Abah dan adikku yang ketiga bekerja, sedangkan adikku yang kedua mengurus anaknya (keponakanku yang manis namanya Assyfa Gusma) dan memasak serta mencuci pakaian mengantikan tugas emak sehari-hari. Saran dari dokter agar emak meminum obat paket selama delapan tanpa putus. Apabila ada satu hari saja yang terlupa, otomatis harus mengulang meminum obat dari awal. Aku sangat bersyukur sekali saat ini jadi pengangguran. Kenapa aku bersyukur jadi pengangguran, karena setiap hari aku bisa mengontrol pada saat emak hendak meminum obatnya. Semua urusan memberikan minum obat selama delapan bulan dari pagi, siang hingga malam menjadi tanggung jawabku. Setiap sepuluh hari sekali aku harus mengambil obat paket di Puskesmas yang telah dirujuk pihak rumah sakit sebelumnya. Secara berkala emak harus memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui perkembangan mengenai penyakit yang emak derita.

Mungkin inilah saatnya aku untuk berbakti kepada emak. Wanita yang telah melahirkanku kedunia dengan bersusah payah dan rela berkorban nyawa demi anak-anaknya. Aku teringat saat sahabat Rasul SAW bertanya tentang siapakah diantara kedua orang tua yang harus dihormati dan ditaati perintahnya terlebih dahulu. Maka Rasul SAW menjawab dengan diulang sampai tiga kali adalah ibu, baru kemudian yang terakhir ayah. Ya Allah ijinkan aku untuk menunjukkan baktiku kepada emak dan ikhlaskanlah niatku.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu diantara keduanya dalam pemeliharaanmu, maka sekali-sekali janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS Al Isra’ : 23)


* Doaku Untukmu

Sekiranya aku bisa bertukar posisi, biarlah aku saja yang menjadi pesakitan. Biarkan penyakit itu mengerogoti diriku. Aku tak rela rasanya. Biar aku yang sakit, tetapi emak yang sehat seperti biasanya. Penyakit TBC yang diderita emak membuat berat badanya turun drastis. Emak terlihat sangat kurus. Wajahnya semakin tirus. Membuat wajahnya terlihat lebih tua dari umur emak yang sebenarnya.

“Kang, timbakan air untuk emak mengambil wudhu!!” teriak Irma adikku yang nomor dua dari arah dapur

Bergegas aku menimbakan air untuk emak berwudhu. Adzan dzuhur telah memanggil. Kutuntun emak berjalan menuju sumur. Adalah emak yang dulu sebagai perempuan yang perkasa sekarang untuk menimba saja emak tak kuat. Miris rasanya hati ini, tak terasa mataku berkaca-kaca. Setelah menuntun emak kembali kekamar untuk melakukan sholat dzuhur, aku berpamitan pergi ke masjid.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhisegala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS Al Baqarah 186)

Ya Allah kusucikan nama-Mu denga kesungguhan hati untuk mensucikannya. Kulantunkan pada nabi-Mu Muhammad SAW terkasih, keluarga serta para sahabatnya yang setia. Di siang hari ini, ketika malaikat siang datang mengahadap kepada-Mu memberikan laporan tentang amal perbuatan hamba-hamba-Mu. Aku mengangkat kedua tanganku seraya merendahkan hatiku dihadapan-Mu berdoa. Ya Rahman berikanlah kesembuhan buat ibuku, berikanlah ia kesehatan badan, kesehatan pendengaran, kesehatan pengelihatan, serta kesehatan hati yang selalu memuji kebesaran dan mensucikan nama-Mu. Sungguh Engkaulah Tuhan kami, tiada sembahan yang lain.
Ya Allah Yang Maha Tahu, Engkau tahu benar mungkin saat ini aku kurang menghadirkan hatiku sepenuhnya demi kekhusukkan ketika aku berdoa memohon kepada-Mu. Taubatku pun belum sepenuhnya aku lakukan, terkadang lalai merajai dirku yang hina ini. Tetapi ijinkanlah aku wahai penggenggam hati semua insan, aku memohon kesembuhan atas diri ibu hamba. Sesunggunya Tuhanku sanga Bijaksana lagi Perkasa.

Sehabis sholat dzuhur, aku bergegas pulang. Siang ini seperti biasa pekerjaan yang harus aku lakukan adalah menyiapkan obat yang akan diminum oleh emak. Delapan bulan bukan waktu yang sebentar untuk meminum obat. Tapi aku berdoa kepada Allah SWT untuk mengijinkanku berbuat baik kepada emak hingga sembuh dari penyakitnya dan menjadikan ini buah pelajaran untukku selalu bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk berbuat baik kepada kedua orang tuaku. Terutama buat emak. Delapan bulan pengwasan yang aku berikan untuk mengontrol minum obat buat emak, tidak sebanding dengan apa yang telah dikorbankan emak untuk anak-anaknya. Apa pun itu takkan mampu membalas semua kasih sayang yang telah diberikannya.

“Dan kami wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan susah yang bertambah-tambahdan melahirkannya dengan susuah payah juga. (QS Al Ahqaf 15)












* Buah Doa Manis Rasanya

Hari ini aku merasakan betapa besarnya kuasa Allah SWT kepada kami. Begitu besar kasih dan sayang yang Allah SWT berikan kepada keluarga kami. Setelah mengalami cobaan dan musibah, akhirnya semua yang kami jalani dengan ikhlas berakhir dengan manis. Bulan Agustus tahun lalu hingga delapan bulan di muka, akhirnya emak memeriksakan kesehatannya yang terakhir setelah melakukan terapi obat dengan melakukan test dahak dan raotgen ulang. Hasil test dahak menyatakan bahwa tidak ditemukan lagi adanya kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman yang menyebabkan penyakit TBC dan hasil rotgen memperlihatkan paru-paru emak sebelah kanan yang sebelumnya terlihat menghitam, kini normal kembali. dr. Syaiful Huda selaku dokter yang menangani emak menyatakan bahwa emak sembuh dari penyakit TBCnya.

Subhanallah, sujud syukur kami kepada-Mu ya Allah. Terima kasih telah memberikan kesembuhan buat emak. Ketika semua harapan bergantung pada-Mu, maka tiada satu orang pun yang dapat memutuskannya dari-MU. Allah menepati semua janji kepada hamba-hamba-Nya. Buah dari doa yang kami panjatkan dengan pengharapan yang besar dan keikhlasan pada Allah begitu manis kami rasakan saat ini.

Alhamdulillah berita manis lainnya, hasil dari doa yang selalu emak panjatkan dalam sakitnya adalah mendoakan aku agar segera mendapatkan pekerjaan yang baru. Keajaiban doa kembali kami rasakan setelah berbulan-bulan lamanya aku tidak bekerja. Aku mendapatkan kerjaan sebagai administrasi di sebuah perusahaan swasta yang ada di kota Tulang Bawang. Terima kasih ya Allah telah memberikan kemudahan kepada kami.

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al Insyirah 5-6)


Menggala,  Mei 2010 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar