Selasa, 24 Juni 2014

Review Novel Pre Wedding Rush

Hikmah dan Cinta Dari Tiap Kejadian



Acap kali seseorang jatuh cinta dan menjalin hubungan serius menuju jenjang pernikahan. Segala sesuatu yang telah disusun rapi agar semua harapan dengan tujuan menyatukan dua hati yang berbeda terwujud. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak orang yang pusing mengatur bagaimana caranya kita mampu mengatasi segala macam masalah yang kerab melanda. Jatuh cinta adalah tangga pertama untuk menjalin rasa kasih sayang antar dua insan yang berbeda jenis kelamin dengan tujuan satu yaitu memasuki jenjang pernikahan.



Tentunya setiap diri manusia yang saling mencinta dan ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan akan membuat suatu rencana yang matang. Orang membuat rencana itu karena mereka punya tujuan hidup. Dengan bikin rencana, maka mereka akan mengantisipasi situasi-situasi tertentu yang bisa mengahalangi mereka mencapai tujuannya (Halaman 87-88).  Akan tetapi, seperti halnya rejeki dan kematian, jodoh adalah rahasia Tuhan. Kita sebagai manusia hanya bisa membuat rencana terbaik, tetapi dari semua rencana tersebut, Tuhanlah yang Maha Segala penentu. Tinggal bagaimana kita pada akhirnya menerima semua takdir dari Tuhan. Meski pun segala sesuatu atas kehendak yang kuasa, tetapi mengenai siapa yang nanti pada akhirnya menjadi pasangan hidup kita adalah berawal dari diri kita sendiri. Tuhan akan sama dengan pandangan hambaNya, apabila seorang hamba yakin maka tujuannya akan tercapai. “Pernikahan itu nggak ada hubungannya sama jodoh enggak jodoh. It’s just another stage of life. Sama seperti stage kehidupan lain, untuk bertahan kita harus berusaha dan berjuang. Jodoh itu juga harus diusahakan dan diperjuangkan”. (hlm. 201).

Kisah berawal  dari pinangan mendadak dari Dewo, seorang pemuda terpelajar kepada Menina. Alasan Dewo melakukan hal tersebut, karena Dia mendapatkan beasiswa S2 di Jerman dan keinginan terbesarnya adalah menikah serta membawa kekasih pergi bersamanya. Dalam kalutnya pikiran dan berbagai macam pertanyaan dalam hatinya, Menina lantas mengatakan ya pada Dewo.

Dalam kebimbangan dan kebingungan hati dan pikirannya, Menina mengirimkan email dan curhat kepada mantan kekasihnya yang bernama Lanang. Entah apa yang membuat hatinya selalu condong kepada mantan kekasihnya tersebut, padahal mereka telah lama tidak berkomunikasi dan Menina secara pribadi pun menganggap bahwa kisah kasih bersama Lanang sudah berakhir.

Lagi-lagi, manusia hanya bisa membuat rencana. Keputusan Menina untuk curhat dengan mantan kekasihnya menjadi awal dari kehancuran hubungannya dengan Dewo. Setelah mengambil cuti bekerja, rencananya Menina akan ke surabaya hendak melangsungkan acara lamaran. Tetapi keputusannya berubah seratus delapan puluh derajat. Di mulai dari keberangkatannya dari Bandung menuju Surabaya naik kereta api, hingga akhirnya menina harus berbohong dengan berpura-pura ketiduran dan ketika bangun dia sudah turun di Stasiun Tugu Jogjakarta. Semua hal konyol itu dilakukannya demi Lanang.

Berdua dengan Lanang, seolah Menina merasakan dejavu cinta berkali-kali. Dia mengenang semua kisah kasihnya bersama lanang selama di Jogjakarta dan melupakan rencana lamaran yang akan di selenggarakan di Surabaya bersama Dewo.

Di tengah rasa yang membuncah dan pengharapan yang begitu besar mengenai siapa sebenarnya yang Menina cintai, Dewo ataukah Lanang?, ternyata takdir berkata lain ketika gempa bumi berkekuatan 5,9 SR mengguncang Jogjakarta. Keputusan untuk tetap berada di Jogjakarta dengan tujuan mulia membantu korban gempa bumi mendapat reaksi keras baik dari Dewo maupun keluarga Menina. Pada akhirnya, Menina menyaksikan begitu banyak hal yang membuatnya kembali berpikir tentang hubungannya dengan Lanang dan juga calon suaminya (sinopsis). Bagaimana akhir cinta penuh liku-liku dan seribu tanya yang berkecamuk dalam diri Menina? Siapakah yang dipilih? Lanang atau Dewo?.

***

Membaca novel ini, kita akan ikut hanyut dalam kisah percintaan yang mungkin saja terjadi dalam kisah nyata. Novel yang sarat pelajaran mengenai keputusan terbaik yang harus kita ambil ini membuktikan bahwa tak selamanya pilihan hati kita itu benar. Adakalanya sesuatu yang sebelumnya kita anggap biasa saja, pada akhirnya adalah tujuan hidup yang harus kita jalani. Hidup itu pilihan. Aku selalu bisa memilih yang terbaik untuk diriku dan orang-orang di sekitarku. (Halaman 204)

Herlina P. Dewi sebagai sebagai editor dalam novel ini cukup rapi meski pun tampilan font yang terlihat lebih kecil dibandingkan yang lainnya di halaman 90 dan 114. Namun hal ini tidak mengurangi keasikan pembaca dalam menikmati tiap konfik yang ditampilakan dalam cerita apik ini. Berbagai konfik yang berkelindan dalam novel ini mampu memberikan efek hanyut, sehingga pembacanya seolah masuk dalam salah satu karakter yang ada di dalamnya. Diksi yang ditampilkan pun tidak membuat jidat pembaca mengerut, sederhana dan mengena.
Bagi anda yang menginginkan bacaan ringan dengan kisah cinta berbeda yang dibumbui kejadian yang nyata pernah terjadi di Jogjakarta dan perdebatan hati sang tokoh dalam mengambil keputusan terbaik, maka novel ini layak menjadi daftar bacaan anda. Semoga setelah membacanya, kita bisa mengambil hikmah dari tiap kejadian yang ditampilakan dalam novel ini. Salam budaya.

***


Data Buku:
Judul                     : Pre Wedding Rush
Penulis                 : Okke ‘Sepatumerah’
Editor                    : Herlina P. Dewi
Desain cover      : Felix Rubenta
Layout isi             : DeeJe
Proofreader       : Tikah Kumala
Penerbit              : Stiletto Book
Terbit                    : Desember 2013
Tebal                     : 204 hlm.
ISBN                      : 978-602-7572-21-8



REVIEW ini diikutsertakan dalam #PreWedRush Review Contest bareng @sepatumerah, @flashy_shop dan @Stiletto_Book

Info lengkap cek website StilettoBook

Berikut adalah link review di facebook dan kompasiana

https://www.facebook.com/notes/yandigsa-saja/review-novel-pre-wedding-rush/10154305175495052

http://media.kompasiana.com/buku/2014/06/24/review-novel-pre-wedding-rush-669013.html

1 komentar:

  1. Resensinya bagus, Mas. :)

    Tentang cinta yang diuji ya?
    Menarik...

    BalasHapus