Selasa, 17 Desember 2013
Resensi Buku : Menghidupkan Kembali Buya Hamka
Judul : Ayah...Kisah Buya Hamka
Pengarang : Irfan Hamka
ISBN : 978-602-8997-71-3
Terbit : Jakarta, 2013
Halaman : xxviii+321 Halaman
Harga : Rp. 49000,-
Berat : 250 gram
Dimensi : 13.5 X 20.5 Cm
Cover : Soft Cover
Menghidupkan Kembali Buya Hamka
Mendengar nama Haji Abdul Malik Amrullah Karim mungkin sebagian orang tidaklah mengenal siapa beliau, tetapi bila mendengar nama Buya Hamka pasti hampir semua orang mengetahui beliau. Buya Hamka adalah nama populer sebagai ulama, sastrawan, budayawan, dan politisi. Bahkan sebagai Pahlawan Revolusi yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 2011. Meskipun beliau secara formal mengenyam pendidikan Sekolah Desa (setara Sekolah Dasar) dan itu pun tidak tamat, tetapi segudang prestasi yang sungguh prestisius pernah diperolehnya.
Selama hidupnya beliau telah menghasilkan sekitar 118 karya tulisan berupa artikel dan buku. Beberapa buku karyanya sangat fenomenal dan masih bisa kita nikmati hingga sekarang. Bahkan dua karya sastra beliau yaitu novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” telah diangakat ke layar lembar. Prestasi yang paling membanggakan (menurut penulis, red) adalah ketika beliau menyelesaikan Tafsir Al Azhar meskipun pada saat itu beliau dalam penjara.
Minggu, 18 Agustus 2013
Tamu Kejutan
Tamu Kejutan
Langit cerah di kotaku.
Matahari meraja dengan sinarnya. Minggu yang indah. Aku mengunjungi rumah Emak
sekaligus melihat kondisi keponakanku yang sedang sakit. Alhamdulillah sakitnya
berkurang. Siang terus merambat pasti bersama waktu yang kian menjadikan
matahari meninggi tepat di atas kepala. Adzhan dhuhur sebentar lagi
berkumandang. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan bunyi handphone tanda ada yang
memanggil. Ternyata istriku. Istriku bilang bahwa ada tamu seorang ibu-ibu
mencariku. Aneh, sejak kapan aku berkenalan dengan ibu-ibu. Istriku bilang, ibu
itu cerita bahwa aku dulu sering makan siang di rumahnya. Aku memutar memori
otakku, mencari-cari file yang mungkin berisi sepenggal cerita masa lalu saat
aku sering berkunjung kerumah teman-temanku. Nihil. Agaknya panas siang ini
membuat otakku mencair hingga aku tak bisa mengingat hal itu. Dengan cepat aku
menjawab bahwa aku akan pulang sebentar lagi.
Sabtu, 17 Agustus 2013
Soal Waktu Yang Belum Selesai
Sering kali kita bertanya pada diri sendiri, kelak tujuan hidup kita akan kemana? Banyak cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan hidup kita, orang-orang terus berlomba-lomba mewujudkannya. Mimpi-mimpi sering kali melecut keinginan kita untuk terus berbuat dan berbenah memperbaiki diri. Kehidupan yang kita jalani ini ternyata hanya memiliki waktu yang sangat sedikit, sehingga kita harus mampu mengatur sedemikian rapi.
Label:
Diary
Supel dan mudah berbaur.
Selasa, 30 Juli 2013
MENULIS !!!. Siapa Takut.
Tiap kali ada informasi tentang kelas
menulis saya selalu antusias dan berusaha mengikutinya, karena bagi saya saat
ini kelas menulis atau komunitas menulis adalah tempat yang sangat cocok untuk
saya mengasah kemampuan dalam menulis. Terlebih sudah beberapa bulan ini,
rasanya saya sedang terkena sydrom malas yang sangat akut. Kelas menulis juga
bisa dijadikan ajang wisata menulis sekaligus ajang silaturahim sesama penulis.
Di kelas menulis kita bisa saling bertanya tentang masalah-masalah dalam
menulis. Selain itu tentunya kita akan dapat ilmu dan kenalan baru.
Hujan deras tanpa spasi panjang terus
menghiasi kota kelahiranku. Informasi kelas menulis yang diadakan oleh FLP
Wilayah Lampung yang berlokasi di Aula Pertemuan Kantor Lampung Post digelar
minggu ini. Suasana dingin seperti ini enaknya adalah bergelut dengan selimut
tebal dan tidur seharian, apalagi hari libur dan dalam keadaan berpuasa pula.
Tetapi demi menambah ilmu, akhirnya saya putuskan untuk mengikuti acara
tersebut. Ramadan adalah bulan tarbiyah, artinya bila seseorang menuntut ilmu
di bulan ini maka akan bertambah pahalanya dan bertambah pula pengetahuan
tentunya. Amin.
Minggu, 12 Mei 2013
Omma, Na Saranghae
Musim semi di Korea baru saja dimulai, udara begitu segar dan langit
cerah bertabur awan tipis yang bergerak manja. Bunga-bunga mulai
bermekaran satu-satu seperti hendak menciptakan suatu harmonisisasi alam
yang begitu damai.
Tak seperti kebanyakan orang yang menyambut musim semi dengan segala keceriaan dan bertabur acara penyambutan yang luar biasa, gadis kecil itu justru melamun didekat jendela kamarnya, seakan melupakan segala keindahan dan pesona Tulip Festival, atau Cherry Blossom Festival di Sintanjin,Yeouido dan di Danau Daecheonghosu yang sering dikatakan banyak orang bahwa pada saat itu Korea menjadi negara seribu bunga Rasanya semua orang akan mengatakan kata yang sama Hangukeboom gyejeol, musim semi di Korea. Matanya nanar memandang jauh keluarjendela.
Tak seperti kebanyakan orang yang menyambut musim semi dengan segala keceriaan dan bertabur acara penyambutan yang luar biasa, gadis kecil itu justru melamun didekat jendela kamarnya, seakan melupakan segala keindahan dan pesona Tulip Festival, atau Cherry Blossom Festival di Sintanjin,Yeouido dan di Danau Daecheonghosu yang sering dikatakan banyak orang bahwa pada saat itu Korea menjadi negara seribu bunga Rasanya semua orang akan mengatakan kata yang sama Hangukeboom gyejeol, musim semi di Korea. Matanya nanar memandang jauh keluarjendela.
Label:
Short Story
Supel dan mudah berbaur.
Selasa, 23 April 2013
Ajari Aku Cinta, Karena Aku Laki-laki Biasa
Ajari
Aku Cinta, Karena Aku Laki-laki Biasa
17
November 2010
Suara takbir masih menggema dari corong-corong
masjid. Selapas ashar , Sesuai dengan rencana yang telah dijanjikan sebelumnya
antara aku dan Rony temanku. Bau semerbak menyeruak terbawa angin, bau sedap
daging terbakar. Idul Qurban banyak sekali orang yang menyatai daging. Sore ini
aku akan diperkenalkan dengan seorang akhwat, Rony sebagai mak comblang atau
perantara antara aku dengannya. Ada debar yang terus bergemuruh dalam hatiku,
saatnya akan tiba. Sesuatu yang akan kubangun atas nama cinta. Bukan sembarang
cinta yang selalu diumbar oleh banyak orang. Ta’aruf atau perkenalan ini adalah
jembatan penyebrangan untuk menyatukan dua hati bila kelak memang berjodoh.
Perkenalan yang menyatukan kesamaan visi dan misi tentang penyempurnaan separuh
agama. Aku ikhlas menjalani ini semua.
Minggu, 07 April 2013
Resensi Buku : Dongeng Kehidupan Bagi Perempuan Langit
Judul : Perempuan Langit
Penulis : Naqiyyah Syam, Uda Agus, dkk
Tata Letak : Soega
Desain Cover: Alam Terkembang
Penerbit : Soega Publishing-Jawa Timur
DongengKehidupan Bagi Perempuan Langit
Kehidupan manusia sungguh penuh dengan warna dan rasa, terkadang manis terkadang pahit. Perjalanan hidup pun beragam, ada jalan lurus, ada jalan berkelok atau bahkan jalan itu penuh onak dan duri. Sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh tuhan, seyogyanya manusia mampu memilih antara yang baik dan benar. Tujuan hidup manusia jugas udah jelas ditentukan oleh Sang Pencipta. Tinggal bagaimana kita menyikapi kehidupan yang fana ini.
7 M Senjata Menulis Bagi Penulis Pemula
Sebagai penulis pemula, sering kali kita dihadapkan dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan keinginan kita untuk memulai menuliskan sesuatu, entah cerpen, puisi, ff, opini, artikel atau bahkan novel. Kita begitu sulit untuk memulai paragrap pembuka, padahal mungkin dalam pikiran kita segala seuatunya adalah sempurna. Satu hal lagi terkadang kita terkendala oleh yang namanya mood, kalau gak mood maka males menulis. Padahal penulis-penulis hebat banyak sekali yang menulis tanpa harus di stir dengan yang namanya mood.Hadehhhh, kalau begitu gagallah kita menulis.
Ada lagi yang sering muncul perntanyaan bagi penulis pemula. Ketika memulai menulis dan gagal, langsung saja bilang bahwa dia tidak ada bakat menulis.Padahal menurut para pakar atau buku-buku yang pernah saya baca ternyata bakathanya 1% mempengaruhi seseorang untuk menjadi penulis, 99%-nya adalah mencobadan mencoba terus.
Nah kalau saya pribadi bila otak lagi tidak ingin bekerjasama untuk bisa menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan, yang saya lakukan adalah meninggalkan segala sesuatu untuk menulis. Saya akan melakukan perjalanan/liburan meskit idak terlalu jauh dari kota kelahiran saya, tetapi hal ini membuat segar kembali dan mampu menuliskan sesuatu. Atau saya membaca banyak-banyak buku.
Ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk membangkitkan semangat dalam menulis, yaitu mengikuti seminar kepenulisan. Maka kita akan semangat kembali dalam menulis. nah kebetulan beberapa minggu yang lalu saya melakukan seminar atau kelas menulis yang diadakan oleh FLP Lampung dengan pembicara Adian Saputra penulis buku "Menulis dengan Telinga". Berikut ini sedikit ilmu yang aku dapat dalam kegiatan tersebut
Menurut Adian Saputra, yang harus dilakukan untuk menjadi penulis adalah sebagai berikut :
1. Membaca dan Menulis
Kedua kegiatan ini adalah mutlak atau wajib dilakukan oleh seorang penulis. Dengan membaca maka kita akan semakin tahu dan terasah untuk bisa menulis. Tidak mungkin rasanya bila ada seorang penulis yang dia sendiri tidak pernah membaca. Mustahil terjadi.
2. Menduplikasi
Mencotek adalah hal yang dilarang bukan?. Tetapi dalam hal ini calon penulis bisa mencontek gaya menulis yang didapat dari penulis-penulis hebat sebelumnya sampai dia sendiri pada akhirnya akan menemukan gaya menulisnya sendiri.
3. Mulai dari sekarang
Ingin jadi penulis tetapi hanya dalam ucapan saja dan tidak pernah mau mencoba menulis adalah hal terkonyol yang tidak mungkin bisa menjadi penulis. Menulislah mulai sekarang juga atau menulislah dengan segera. Jangan Cuma ngomong.
4. Menjaga Konsensistensi.
Lebih baik menulis selembar demi selembar tetapi hal ini dilakukan secara berkala atau berkelanjutan, ketimbang menulis banyak-banyak dalam sehari tetapi dikemudian harinya gak mau menulis lagi.
5. Menulis Setiap Hari di Blog.
Hari gini gak punya blog???? Jadul banget sehhhh, hohoho. Alasan yang sempurna penulis harus mempunyai blog adalah blog bisa dijadikan sarana mempublish tulisan-tulisan kita, banyak banget penulis yang awalnya hanya menulis di blog tetapi pada akhirnya ada penerbit yang melihat tulisan dalam blog dan bagus serta banyak pangsa pasarnya atau segmentasi yang ditujunya,langsung menerbitkannya dalam sebuah buku.
6. Menjaga Personal Branding
Sebagai penulis pemula kita sering rakus untuk bisa menulis tentang apa saja. Semua mau ditulis, cerpen, puisi, novel, opini dll. Boleh saja hal ini dilakukan, tetapi kelak pada akhrinya penulis tersebut juga akan menemukan jati dirinya dengan spesifikasi menulis yang tetap dijalur yang telah dipilihnya sendiri.
7. Menjaga Hati
Poin ini bukan lagunya sebuah group band yah. Kenapa kita harus menjaga hati? Karna bila tidak dijaga, ketika tulisan penulis itu menjadi best seller atau laku keras, maka si penulis tetap rendah hati dengan tidak menyombongkan diri.
Yandigsa
Bandar jaya, 5413
Note : Sebarkan bila dirasa bermanfaat dengan tidak lupa tulis sumbernya yah hehehehehe
Langganan:
Postingan (Atom)